
Masyarakat

Profil Masyarakat
Secara terperinci, jumlah penduduk Desa Long Pada adalah 290 jiwa, dengan rincian 144 jiwa penduduk laki-laki dan 146 jiwa penduduk perempuan dan tergabung dalam 55 KK (Kepala Keluarga). Dari data yang dikumpulkan nampak bahwa penduduk usia produktif (usia 20-49 tahun) Desa Long Pada sekitar 163 atau yang hampir sebesar 55%.
Pendidikan
Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Long Pada hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri.
Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Long Pada, tidak terlepas dari semakin mahalnya biaya pendidikan dan diperparah oleh keadaan ekonomi yang sangat sulit. Sebagian besar masyarakat Long Pada sampai saat ini masih sangatlah sulit untuk mengakses uang tunai. Hasil hutan sampai sementara ini masih mereka kelola dengan cara subsisten. Tumpuan utama mereka untuk mendapatkan uang tunai hanyalah pada pencarian Gaharu, yang itupun memiliki intensitas tidak menentu. Pertimbangan pendapatan uang Tunai inilah yang kemudian sangat memepengaruhi masyarakat desa Long Pada untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke jenjang Perguruan Tinggi.
Pandangan hidup masyarakat mengenai pendidikan sebenarnya nampak cukup terbangun. Hal ini juga disambut beriringan dengan tersedianya sarana pendidikan dasar dari SD, SMP sampai SMA. Bahkan lebih jauh, Desa Long Pada juga menjadi pusat akses pendidikan bagi 4 Desa yang lain ; Desa Long Ranau, Long Nyau, Rian Tubu dan Long Titi.
Sebenarnya terdapat solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Long Pada yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Long Pada. Mungkin dorongan dari pemerintah dan masyarakat masih lemah. Inilah yang menjadi pekerjaan dasar pemerintahan Desa Long Pada hingga sekarang ini.
Kesehatan
Masalah kesehatan adalah hak setiap orang dan merupakan aset yang amat penting bagi masa depan bangsa secara umum. Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang sehat fisik dam mentalnya. Salah satu cara untuk mengukur status kesehatan masyarakat adalah mencermati banyaknya masyarakat yang terserang penyakit.
Laporan warga dan tenaga medis setempat menunjukkan adanya gejala masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi, yang antara lain disebabkan oleh infeksi pernapasan akut bagian atas (ISPA), Tuber culosis (TBC), demam berdarah dengue, cikungunya, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan berdurasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Long Pada secara umum.
Selain itu jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 juga masih sangat rendah, mengingat tidak tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas. Di Desa Long Pada sendiri hanya ada sebuah Pustu dengan jumlah tenaga medis berjumlah 1 Orang dengan fasilitas yang terbatas. Sedangkan untuk memperoleh pelayanan imunisasi saja harus penunggu petugas PUSLING dari puskesmas induk yang terletak di Kabupaten. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengkap ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir.