Potensi

Desa Long Pada kaya akan potensi Flora dan Fauna, masyarakat masih sering melihat dan memanfaatkan potensi tersebut). dinataranya:

1. Flora
loop (Meranti), kacih (Ulin), betiting (Kapur), tanyit (Manggeris), lelah (Gaharu) docou (Durian), tungen (Durian Hutan), bovah (Rambutan Hutan), ka ang (Cempedak) parei umoh (Padi Ladang), ubi' (singkong)

2. Fauna
bavui (Babi Hutan), uting (Babi), talauk (Kijang), payau (Rusa), pelanduk (Kancil), bowang (Beruang Madu), kalung lutan (Kucing Hutan), totung (Landak), am (Trenggiling), kuyat (Kera ekor panjang), beruk (Beruk), kelavet (Owa Kalimantan), kuvung (Kubung), uki (Tupai), kuli (Macan Dahan), munin (Musang), keetan (Binturong)

owe (Burung Kuau Raja), tepilih (Burung Walet), jane tak (Cucak Ijo), tekuan (Burung Enggang), nyau (Elang Bondol), you (Ayam), manuk lung (Ayam Hutan) kapih (Labi-labi), unyan (Kura-kura Baning), mungoh (King Kobra), kelimut (Ular Tedung), penganen (Kembang Sanca) rungan (Hampala), jaran (Ikan Pelian Kecil), tengoh (Ikan Pelian Besar), larong (Ikan Belut) peruk (Kelelawar)

3. Potensi SDA
Terdapat lokasi yang datar di wilayah Betung (perkampungan lama) teridentifikasi cukup luas besarnnya. Areal ini saat ini juga telah dijadikan sebagai Lahan pertanian intensif (sawah) ; 2,1 Ha “telah tergarap” namun belum terkelola secara optimal. Adapun wilayah lain yang “belum tergarap” sebesar 1,5 Ha dan 4,4 Ha.

Potensi kesuburan lokasi lainya di areal-arel yang memiliki topografi “agak curam” belum terkelola maksimal. Hal ini sebenarnya masih dapat dikelola dengan alternatif lain misalnya ditanami dengan tanaman-tanaman monokultur seperti Kopi, Karet, Gaharu dan sejenisnya.

Luasnya kawasan hutan yang dapat dikelola oleh masyarakat ; potensi kawasan dalam hutan seperti rotan, damar dan lain sejenisnya dapat dikelola secara lestari Hasil Ikan air tawar yang sangat melimpah atas terdapatnya sungai Tubu dan Sungai Pada namun pengelolaannya belum optimal. Sebagai daerah pengahasil gaharu “alami” sebagai unggulan primadona masyarakat di Desa Long Pada ; namun belum ada upaya proteksi dan pengembangan yang serius untuk meningkatkan komoditi tersebut.

4. Potensi SDM
Silkus dan ritme kehidupan warga masyarakat yang egaliter, jarak antara elit desa atau adat dengan masyarakat cenderung setara.

Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala desa, pamong desa, dan masyarakat merupakan publik sphere yang idial untuk terjadinya pembangunan desa Masih kentalnya tradisi Teguyun (gotong-royong) di masyarakat Kemampuan / pandangan konservatif masyarakat terhadap sumberdaya hutan yang masih tinggi. Paradigma ini telah terbangun di masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu dan masih terus diwariskan secara turun-temurun hingga saat ini Keahlian para Perempuan untuk membuat kerajinan Anyam Rotan
Bagikan post ini: